Thursday, April 19, 2012






ini adalah halaman rumah yang biasa dipakai anak-anak parkir sepeda gratis kok mas !!!

di kampung sini anak2ku dibesarkan hingga melintas ke dunia internasional,, semoga saja bisa diikuti oleh adik-adiknya ,,

di rumah sini ini pula anak-anakku bermain dan belajar bersama teman-teman sekampung hingga bermain dengan kawan-kawannya dalam pergaulan internasional,, harapan kami bagaimana menciptakan generasi yang benar-benar siap dalam mewujudkan cinta budaya bangsa ,, berpendidikan, maju, cerdas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam nafas spiritual religi yang harmony dengan lingkungan peradaban budaya bangsa sendiri.

Monday, May 11, 2009

wadaw !


Indonesia yang ’ditemukan’ rasa kebangsaannya adalah terdiri dari berbagai ketidaksamaan historis kesukuannya, ketidaksamaan adat istiadat, ketidaksamaan budaya lokalnya dan masih banyak ketidaksamaan-ketidaksamaa
n lainnya, namun ketika beratus-ratus tahun merasa terinjak harkat martabatnya timbullah perlawanan itu hingga pada puncaknya 17 Agustus 1945 rasa ketidaksamaan itu ’hilang’ begitu saja dan terbentuk rasa baru yang bernama rasa bangsa Indonesia. Sejak itulah di seluruh wilayah NKRI rasa bangsa Indonesia ’diresmikan’ dan seluruh penghuni tanah ibu pertiwi percaya bahwa inilah bangsa kita, bangsa Indonesia. Tak lupa benderanya adalah Merah Putih abadi.

Dalam perjalanannya, begitu banyak peristiwa dahsyat yang menyertai pendewasaan bangsa ini, hingga mencapai suatu ranah yang dimengerti sebagai lunturnya rasa saling memiliki dalam suatu bangsa yang besar akibat dari rasa ketidak-adilan sana-sini dan ini terjadi pada saat setelah lebih 60 tahun proklamasi dikumandangkan. Lalu bagaimana caranya untuk merekontruksikan kembali surga NKRI yang telah banyak hilang akibat sebelum dan sesudah merdeka yang tak lagi menjadikan nyaman untuk hidup dan kehidupan pada sebagian besar para penghuninya.

Dan kita mulai melihat, bahwa pada akhirnya seluruh umat manusia mesti membina persaudaraan , tak hanya cukup menjadi nasionalis yang baik belaka. Nasib negeri sendiri bersangkut paut erat dengan semua bangsa, untuk menjadi internasionalis yang baik haruslah pula menjadi nasionalis yang baik pula. Juga sikap idealisme tidak selalu sesuai dengan kenyataan hidup dunia yang pahit. Di jaman kini tak ada lagi orang yang seratus persen pahlawan , atau semua penjahat. Penghidupan masih kejam. Orang harus belajar bagaimana menjaga diri dan dan masyarakatnya agar jangan celaka. flu babi berasal dari meksiko, tapi kita patut berjaga-jaga.......

Tuesday, July 22, 2008

lecehkanlah aku hinalah aku



bahkan dengan kutukan kata-kata terburukmu
apakah aku akan bergeming
terhenyak dari aktifitas panggilan jiwa ?
tidak .. sama sekali tidak

o karang yang terkeras di antara karang
ombak terbesar yang paling besar yang pernah ada

tak kan jua bisa menghentikan
setiap panggilan dalam jiwaku

pantaiku adalah antara hati dan ujung kalbu paling runcing
membentang dalam lautan tanpa batas
namun tetap kunikmati

dalamya di kedalaman yang paling dalam
tingginya paling tinggi di ketinggian
tak ada rasa takut itu

Thursday, July 17, 2008

Pameran Lukisan PAUD Tunas Harapan Dlanggu Mojokerto


on Monday 30th June 08 on Bale Desa Pohkecik Dlanggu Mojokerto
Early Chilhood Education Harapan has show one event from the children.
20 paintings was show with various characters and media.

Off course I really happy to find this event on way. It will be a greather event beetwee parent community and child.

Monday, June 23, 2008

Pameran Lukisan Metamorfos-Art

Start: Jun 28, '08 7:00p
End: Jul 4, '08
Location: galeri biasa, Jl. Soryodiningratan 10 B, Yogyakarta
Pameran ini akan menampilkan 22 seniman muda yang nantinya akan dibuka oleh Bapak Subroto SM di galeri biasa pada tanggal 28 Juni 2008 pukul 19:00 WIB. Adapun ke 22 seniman tersebut adalah :
1. Afif Abdul Fatah
2. Ahmad Bangga “fat”
3. Ardido Art Sandy
4. Aswandi Mahroni Y.N
5. Doger Panorsa
6. Dwi Dedy Susandi
7. Feri Pradikdo
8. Hari Gita Setiadi
9. Heru Purwanto
10. I Gusti Ketut Adi Dewantara
11. Imam Santosa
12. Indra Dodi
13. Kurniawan Yudhistira
14. Lugas Syllabus
15. M. Febriandy
16. Marsoyo
17. Muchtarom
18. Muhammad Idris
19. Muhammad Nur Alamsyah
20. Rahman
21. Yohan W. A
22. Yusuf Al Gozali Wibisono

Thursday, May 29, 2008

Dialog Visual Tiga Bersaudara

pengantar :
ketiga orang ini pernah kukenal dekat, apalagi ayahanda mereka, rasa terima kasihku padanya ungkapan atas segala jasa yang telah beliau berikan kepadaku.

Eminx




Rabu, 20 April 2005
Dialog Visual Tiga Bersaudara

Jakarta - Sesosok tubuh tampak berendam di sebuah baskom. Air dan baskom itu berwarna biru. Entah warna biru itu milik siapa--apakah baskom atau air itu. Yang jelas, warna biru itu juga muncul di tubuh lelaki itu. Posisi berendamnya telentang. Wajahnya tampak senang. Mulutnya terbuka menyunggingkan tawa.

Adegan itu muncul pada lukisan Celebration at Least karya Arya Pandjalu. Ia menggambarnya dengan teknik blue print di atas kertas. Teknik ini dilakukannya pada sebagian karyanya yang tengah dipamerkan di Galeri Cemara, hingga akhir April. Dalam pameran bertajuk 3 in 1 (Rupa) itu, Pandjalu berpameran bersama karya dua kakaknya, Hassan Pratama dan Syarief Hidayat.

Hassan sebagai yang tertua, menampilkan 20 karya. Sementara itu, adiknya, Syarief Hidayat, memajang 19 karya dan Arya Pandjalu 11 karya. Total dari masing-masing karya ini mereka pilih sendiri. "Meski setelah itu Pak Setiawan Sabana mengkurasi karya-karya kami dan juga dari pihak Galeri Cemara," kata Syarief Hidayat. Setiawan Sabana, yang disebut Syarief, adalah Dekan Fakultas Seni Rupa dan Design di Institut Teknologi Bandung.

Ide berpameran bersama tiga bersaudara ini termasuk unik. Setelah kepergian ayahanda sekaligus mentor melukis mereka sejak kecil, Tohny Joesoef, pada 2001, ada kerinduan dari ketiganya untuk berpameran bersama. Kesibukan masing-masing membuat mereka jarang bertemu. "Setidaknya dengan pameran bersama ini kami melakukan dialog secara visual dalam satu ruang pamer," ujar Syarief yang lahir di Bandung pada 15 Mei 1968.

Meski bersaudara, dialog visual itu tetap memperlihatkan bagaimana masing-masing individu memiliki kekhasannya sendiri-sendiri. Lihatlah misalnya karya-karya Hassan Pratama. Lelaki kelahiran Bandung, 1 Maret 1964, ini banyak mengeksplorasi gaya geometris dalam warna yang meriah dan penuh tekstur. Gaya goresannya tebal dan sebagian tampak dibubuhi torehan.

Salah satu wujud gaya ini bisa ditemukan di karya Abstraksi Menong 2. Lukisan yang mayoritas dipenuhi warna merah itu memperlihatkan penambahan garis dan guratan di beberapa bagian kotak. Hasilnya, ada sentuhan tekstur etnik seperti lembaran kain.

Sedangkan Syarief memiliki ciri khas ayam jago di semua karyanya. Dengan gaya goresan tebal seperti Hassan, ia merayakan beragam bentuk jago dalam setiap kanvasnya. "Saya sudah hampir 15 tahun membuat lukisan dengan topik jago," kata Syarief. Kecintaannya pada jago ini memiliki maksud. Ia menjelaskan bagaimana ayam jago selalu memberikan tanda akan datangnya pagi kepada dunia. Kebiasaan ayam jago ini menempatkannya sebagai pertanda permulaan hari. "Ditandai dengan terbitnya matahari, maka jago melambangkan semangat dan harapan," kata Syarief.

Simbol-simbol jago ini ditampilkan Syarief dengan berbagai macam gaya dan bentuk. Kadang terlihat realis dan kadang cukup minimalis--hanya garis-garis irit yang membentuk figur ayam. Namun, sebagian besar ia melukiskannya dengan warna meriah, kontras dengan latar belakang, dan cara goresan yang tebal. Seolah menyiratkan semangat yang dimunculkan figur-figur ayam itu.

Permainan simbol ini juga dirangkai Syarief dengan figur lainnya yang juga memiliki makna. Ia menampilkan serangkaian karya berjudul Masa Lalu, yang memperlihatkan setrika sebagai tokoh utama di kanvas itu. Setrika dengan bahan bakar arang itu mengingatkan masa silam. Tapi di balik setiap setrika itu, Syarief menggambar figur ayam. Menurut dia, hal ini mengungkapkan makna bahwa apa pun yang terjadi di masa lalu itu akan tetap menyisipkan semangat dan harapan yang akan tetap terwujud di masa kini atau besok.

Lain lagi dengan Arya Pandjalu yang sebelas karyanya tampil minimalis. Terutama delapan karyanya yang dihasilkan dengan teknik blue print di atas kertas. Citra-citra yang digambarnya unik. Lihatlah misalnya karya Menggantung. Di sana, mahasiswa grafis Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini menggambar dua buah tiang yang menghubungkan sebuah jaring. Di atas jaring terletak sebongkah bulatan-mungkin batu atau telur.

Dari 50 karya ini, bisa dilihat bagaimana secara konsep pameran ini menyajikan sebuah catatan sejarah visual yang ditorehkan tiga kakak beradik sepanjang hidupnya. Meski berada di dalam satu ranah, ada banyak keragaman bentuk, gaya, dan minat yang diperlihatkan dalam karya-karya mereka. f dewi ria utari
 

Saturday, May 3, 2008

arti dan makna sebuah lukisan


betapa sebuah lukisan dapat dimaknai sebagai multi interpretasi selaras dengan apa yang disuguhkan secara visual di dalam sebuah lukisan, lukisan pun dapat menjadi meta makna dan diartikan macam-macam oleh para penikmatnya. Tentu hal ini sesuai pula dengan tingkat pengetahuan seseorang di dalam dunia seni rupa khususnya seni lukis.

Betapa sebuah lukisan bisa menjadi sangat mahal harganya dan menjadi buruan berabagai kolektor dari berbagai penjuru dunia, dijaga 24 jam oleh polisi dan militer (contohnya lukisan monalisa karya leonardo da vinci) bahkan ditempatkan pada suatu ruangan yang menggunakan kaca anti peluru dan kita tak boleh mengambil fotonya , atau bahkan bisa menjadi murah sekali seraya hanya menjadi barang pemberian gratis setelah pelukisnya susah payah mengerjakannya secara jungkir balik, semuanya adalah SAH SAJA !

Namun pencapaian seni yang sesungguhnya adalah KEMANUSIAAN, dengan alasan kemanusiaan pula akhirnya Eminx lebih memilih melukis ketimbang komputer sebagai pekerjaan utamanya. Seorang kurator asal Surabaya Agus Koechinx mengatakan melukis menggunakan kuas langsung adalah lebih manusiawi ketimbang menggunakan mouse dan keyboard.

Lukisan terbaru yang dibuat Eminx pada akhir April 2008 ini merupakan lukisan yang sedianya dikirimkan pada Mondecor Painting Festival di Jogja . Tema yang diambil adalah freedom. Kebebasan dimaksud Eminx memvisualkannya dalam dua tehnik yang berbeda yaitu flat dalam figure dan bertekstur dalam pencapain dimensi dan artistiknya.

diberi judul 2 (dua) fokus sebagai makna yang ditawarkan ke arah mana orang memandang yang sesungguhnya, pilihan adalah kebebasan terpulang pada audiense.
berukuran 120 x 100 cm
cat minyak di atas kavas
2008

Thursday, June 21, 2007

PAMERAN LUKISAN DI TIM

--- batu buta tabu tuba buat baut ---


Undangan Pameran Lukisan

Dengan hormat,

Setelah berhasil lolos dalam Pameran Lukisan Bang Jatim Spirit For Indonesia yang diadakan 20 - 27 Mei 2007 di Gedung Merah Putih Jl. Gubernur Suryo Surabaya Saya akhirnya bisa juga berpameran di TIM atas kebaikan dan kerjasama Sri Warso Wahono sebagai Kurator dan Pusat Kesenian Jakarta

Pameran berlangsung 6 - 15 Juli di Taman Ismail Marzuki Gedung Cipta Karya II
Lukisan Yang dipamerkan berjudul Batu, buta, tabu, tuba, buat, baut.

Monday, April 9, 2007

Ke depan pelukis Dlanggu beserta karyanya mau dikemanakan ?

Agar eksistensi dan karyanya mendapat penghargaan yang layak secara sosial dan ekonomis tentunya komunitas mereka sendiri yang menentukan dengan tidak mengesampingkan peran serta aktif dari masyarakat maupun pemerintah.

Demi kelangsungan hidup berkeseniannya serta sebagai wadah untuk berkiprah maka dibentuklah “ Kelompok Perupa Dlanggu” yang beranggotakan 14 orang pelukis.

Sebagai langkah awal untuk mengekspresikan karya agar dapat diapresiasi oleh masyarakat pecinta seni lukis , masyarakat umum serta pemerintah maka dipandang perlu untuk mengadakan pameran lukisan bersama.

Dimanakah Dlanggu ini ? klik di sini

MAU BIKIN WEBSITE GRATIS 100% KLIK DISINI, BAGUS KOQ

kontak kami silakan kirimkan ke sujalma@gmail.com terima kasih

Wednesday, April 4, 2007

Sang RASA

Ketika rasa luar dalam berbicara pada diri seorang perupa, maka dari dirinya akan muncul kejujuran hakiki tentang apa yang dirasa, yang dilihat yang didengar, atau yang dihirup, mengalir....
Ketika aliran itu memberikan impulse-impulse sinyal ke otak dan hati, tanganpun mulai tergerak untuk menyusun instalasi.....

Dan proses itupun berlangsung begitu dahsyat, bergolak, berdetak, naik, turun, kelam, terang, menukik, berkelebat, tenang...menghela nafas ribuan makna, memburu lagi, menggores, menyiprat, meleleh, mengangkang, semburat, tenang, gradasi, meliuk-liuk berpetualang,...

Lukisan adalah makna, persepsi, simbol, curahan, penolakan, pemberontakan, kepasrahan yang dalam, dlsb, dlsb. terlalu banyak pula kata-kata untuk dilukiskan

Tuesday, April 3, 2007

KARENA HIDUP BUKAN SEKEDAR COPY PASTE




SUJALMA oleh Sujalma


Tahun 2006 adalah kebangkitan kembali setelah kevakuman dalam melukis selama lebih dari 15 tahun membawa kerinduannya pada langkah awal di sanggar dan keresahan yang bertubi-tubi dalam hatinya telah membawa ke ranah "kegilaaan" pada cat dan kanvas serta media lain untuk divisualkan dalam rasa luar dalam.
Pengaruh komputer yang telah mewabah ke seluruh penjuru dunia telah pula ikut menjadi pemikiran dalam lukisan-lukisannya dan membawa style sendiri yang tetap melakukan pendekatan serius untuk mencapai estetika yang diinginkan, musik juga merupakan salah satu bahan pertimbangan yang sering diangkat, terutama sekali dalam menghayati harmony orkestra malam dalam kesendiriannya.
Berusaha membangkitkan emosi dan rasa visual dari yang calm hingga menghentak namun tentunya perjalanan belum berakhir dan masih panjang dalam mengeksplorasikan segenap mind power serta skill yang dimilikinya.....

VIRTUAL GALLERY SUJALMA ADA DI SINI :
KLIK DI SINI
selamat menikmati